Dinar Survey Putri

Menghitung Azimuth dalam Ilmu Ukur Tanah

Mengapa Azimuth Sangat Penting dalam Pemetaan? (Emotional Hook)

Bayangkan seorang surveyor berdiri di tengah lapangan luas dengan theodolite dan peta di tangan. Ia menatap titik jauh di utara sambil mencatat sudut arah dari titik awal. Angka kecil yang ia catat itu — bisa jadi 37°, 152°, atau 278° — bukan sekadar angka acak. Itulah azimuth, nilai yang menjadi dasar dalam menentukan arah dan posisi dalam ilmu ukur tanah.

Dalam dunia pemetaan dan geodesi, kesalahan beberapa derajat saja bisa membuat satu proyek meleset hingga puluhan meter di lapangan. Oleh karena itu, menghitung azimuth dengan benar adalah keterampilan wajib bagi siapa pun yang terlibat dalam pekerjaan survei, baik untuk topografi, batas lahan, maupun konstruksi. Artikel ini akan membantu kamu memahami konsep azimuth, cara menghitungnya, serta bagaimana mengaplikasikannya menggunakan alat modern seperti Total Station.


Apa Itu Azimuth dalam Ilmu Ukur Tanah?

Azimuth adalah sudut arah horizontal yang diukur searah jarum jam dari utara sejati (true north) menuju arah garis yang diamati. Dengan kata lain, azimuth menunjukkan arah relatif terhadap utara dalam satuan derajat (°), menit (‘), dan detik (“).
Nilai azimuth selalu berada dalam rentang 0° sampai 360°.
Contohnya:

  • 0° atau 360° → arah utara
  • 90° → arah timur
  • 180° → arah selatan
  • 270° → arah barat

Konsep ini menjadi dasar dalam navigasi, geodesi, dan pengukuran lahan. Menurut sumber dari US Geological Survey (USGS), azimuth digunakan untuk menggambarkan orientasi arah antara dua titik di permukaan bumi secara presisi.


Perbedaan Azimuth dan Bearing

Meskipun keduanya sama-sama menunjukkan arah, azimuth dan bearing memiliki sistem pengukuran yang berbeda.

AspekAzimuthBearing
Sistem ArahDiukur searah jarum jam dari utara sejatiDiukur dari utara atau selatan menuju timur/barat
Kisaran Sudut0°–360°0°–90° di tiap kuadran
ContohAzimuth 120° = arah tenggaraBearing S60°E = arah tenggara
KelebihanLebih mudah digunakan pada perhitungan digital dan peta modernUmum digunakan dalam navigasi konvensional

Dengan demikian, azimuth lebih sering digunakan dalam survei geodesi modern dan sistem GIS karena sifatnya yang linear dan tidak ambigu.


Konsep Back Azimuth (Azimuth Balik)

Selain azimuth, terdapat istilah back azimuth, yaitu arah berlawanan dari azimuth suatu garis. Jika kamu memiliki arah dari titik A ke titik B, maka back azimuth adalah arah dari B ke A.
Rumusnya sederhana:

  • Jika Azimuth < 180°, maka Back Azimuth = Azimuth + 180°
  • Jika Azimuth ≥ 180°, maka Back Azimuth = Azimuth – 180°

Contoh:

  • Azimuth A→B = 75° → Back Azimuth B→A = 75° + 180° = 255°
  • Azimuth A→B = 230° → Back Azimuth B→A = 230° – 180° = 50°

Konsep ini sangat penting saat kamu melakukan pengukuran dua arah agar data tetap konsisten dan presisi.


Rumus Menghitung Azimuth Berdasarkan Koordinat Titik

Dalam pengukuran koordinat, azimuth dapat dihitung berdasarkan selisih koordinat (ΔX, ΔY) antara dua titik.
Rumusnya:

Keterangan:

  • ΔE = Perbedaan koordinat timur (Easting) antara titik B dan A
  • ΔN = Perbedaan koordinat utara (Northing) antara titik B dan A

Namun, hasil dari fungsi tangen terbalik (arctan) hanya menghasilkan sudut 0°–90°. Maka, perlu disesuaikan dengan kuadran koordinat:

KuadranΔEΔNRumus Azimuth
I++Az = arctan(ΔE/ΔN)
II+Az = 180° – arctan(ΔE/ΔN)
IIIAz = 180° + arctan(ΔE/ΔN)
IV+Az = 360° – arctan(ΔE/ΔN)

Contoh Perhitungan Azimuth Secara Manual

Misalkan terdapat dua titik:

  • Titik A (E=2000, N=3000)
  • Titik B (E=2600, N=3600)

Langkah 1: Hitung ΔE dan ΔN
ΔE = 2600 – 2000 = 600
ΔN = 3600 – 3000 = 600

Langkah 2: Gunakan rumus
Azimuth = arctan(ΔE / ΔN) = arctan(600/600) = arctan(1) = 45°

Artinya, garis dari titik A ke titik B memiliki Azimuth 45°, yang berarti mengarah ke timur laut (kuadran I).


Menghitung Azimuth Menggunakan Total Station

Dengan alat modern seperti total station sokkia im 52, perhitungan azimuth menjadi lebih efisien. Alat ini mengukur sudut horizontal dan vertikal secara otomatis serta menyimpan data digitalnya.
Langkah umumnya:

  1. Tentukan titik awal dengan koordinat diketahui.
  2. Arahkan teleskop ke arah utara sejati atau titik referensi.
  3. Bidik titik kedua (misal titik B).
  4. Baca sudut horizontal yang muncul di layar — itulah nilai azimuth.

Keunggulan metode ini adalah kecepatan dan akurasi tinggi, terutama jika alat sudah melalui service dan kalibrasi alat survey pemetaan.


Perbandingan Metode Manual dan Digital

AspekManual (Kompas/Theodolite)Digital (Total Station)
Ketelitian±1°–5°±1” (detik busur)
Kecepatan PengukuranLambat, tergantung operatorCepat dan otomatis
Kebutuhan KalibrasiRendahWajib rutin
Data OutputCatatan manualFile koordinat digital
Kemungkinan ErrorTinggi akibat human errorRendah karena sensor optik

Sumber referensi tambahan: National Geodetic Survey – Azimuth Measurement Methods


Kesalahan Umum dalam Menghitung Azimuth

  1. Tidak memperhatikan kuadran koordinat, sehingga sudut salah arah.
  2. Kesalahan membaca arah utara sejati, terutama jika menggunakan kompas.
  3. Kalibrasi alat tidak akurat, menyebabkan deviasi hasil.
  4. Salah input koordinat (E/N) dalam software GIS.
  5. Efek medan magnet atau gangguan lingkungan seperti besi, kabel bawah tanah, atau sinyal ponsel.

Untuk hasil yang akurat, pastikan semua alat ukur, terutama Total Station dan Theodolite, dikalibrasi rutin dan operator memahami sistem koordinat yang digunakan.


Aplikasi Azimuth dalam Kehidupan Nyata

Selain di bidang survei dan geodesi, konsep azimuth juga digunakan di berbagai bidang, seperti:

  • Navigasi laut dan udara → menentukan arah kapal atau pesawat.
  • Astronomi → menentukan posisi benda langit terhadap utara sejati.
  • Pertanian presisi (precision farming) → membantu pergerakan mesin sesuai arah yang tepat.
  • Pemetaan GIS dan drone mapping → menentukan orientasi foto udara terhadap peta dasar.

Azimuth menjadi penghubung penting antara teori matematika dan praktik lapangan, menjadikannya fondasi dalam setiap pekerjaan pengukuran posisi di bumi.


Bagaimana Cara Menghubungi Kami?

📞 WA/Telp: +62 822-2026-6662 (Fairuz Daffa)
📩 Email: fairuzdaffa@dinargeo.co.id
📍 Alamat: Komplek Karyawan DKI RT 12/02 Blok P1 No. 22, Pd. Klp., Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13450


FAQ

Apa itu azimuth dalam survei tanah?

Azimuth adalah sudut horizontal yang diukur dari arah utara sejati ke arah suatu garis di lapangan. Nilai ini digunakan untuk menentukan arah relatif antar titik di permukaan bumi.

Apa perbedaan antara azimuth dan bearing?

Azimuth diukur dari utara sejati dengan rentang 0°–360°, sedangkan bearing menggunakan empat kuadran dengan nilai 0°–90° di setiap arah. Azimuth lebih cocok untuk sistem koordinat modern dan digital.

Bagaimana cara menghitung azimuth jika diketahui dua titik koordinat?

Gunakan rumus arctan(ΔE/ΔN) dan sesuaikan hasilnya berdasarkan kuadran posisi kedua titik. Jika ΔE dan ΔN diketahui, kamu bisa mendapatkan nilai azimuth dengan mudah menggunakan kalkulator ilmiah.

Apa fungsi back azimuth?

Back azimuth digunakan untuk menentukan arah berlawanan dari azimuth utama. Ini penting dalam pengukuran dua arah agar data tetap konsisten saat membaca titik balik.

Apakah alat total station bisa langsung menghitung azimuth?

Ya. Total Station modern seperti Sokkia iM-52 dapat menghitung azimuth otomatis berdasarkan titik referensi dan pengukuran sudut horizontal. Hasilnya langsung tersimpan dalam memori alat.

Scroll to Top